Oemar Bakri Koe Telah Berubah
Oemar Bakri Koe Telah Berubah
Ketika kita berbicara tentang pendidikan, kita tak bisa lari dari kenyataan yang terjadi. Banyak out put (keluaran) dari insatasi-instasi pendidikan kita baik itu negeri maupun swasta tak sesuai apa yang masyarakat harapkan. Orang tua, saudara, bahkan tetangga kecewa dengan hasil yang telah dicapai. Kita bisa melihat orang-orang terdidik kita, bahkan yang telah mengeyam pendidikan sampai jenjang akhir, yang dengannya mendapat gelar doktor. Banyak Manusia (orang Indonesia) menganggap suatu kesalahan dengan kelumrahan (wajar). Sebagian besar dari mereka melanggar etika dan norma-norma kehidupan.
kejadian seperti ini, disebabkan dengan sistem pendidkan kita. Dalam bangku-bangku kelas mereka hanya diajarkan pengetahuan dan ilmu-ilmu dengan mengindahkan nilai-nilai kehidupan. Para pendidik kita hanya mengajarkan sebatas ranah kognitif adapunkajian afektif dan psikomotorik pun terabaikan.
Tidak sampai di situ, terdapat juga pondok pesantren yang notabennya mengedepankan akhlak pun telah terpengaruhi dengan sistem pendidikan formal. Banyak kasus yang sungguh mencoreng lembaga-lembaga pendidikan kita. Seperti, guru mensetubuhi siswinya, ustadz bertindak tidak senonoh pada santriwati, siswa siswi terpergok chek in di sebuah hotel, di rumah anak berani membentak dan menentang orang tuanya, dan banyak kantin-kantin kejujuran yang diadakan di sekolah-sekolah harus ditutup karena tidak adanya kejujuran para siswa.
Semua contoh-contoh di atas adalah sebagian kecil dari kejahilan dari pendidik dan peserta didik. Masih banyak kasus-kasus yang mungkin lebih heboh yang belum terungkap. Dikarenakan maraknya kejadian-kejadian seperti itu, para guru, orang tua, dan pemerintah terlihat tenang-tenang saja. Mereka beranggapan kejadian itu sudah wajar. Seharusnya perhatian yang penuhlah yang diharapkan para masyarakat guna memecahkan masalah tersebut.
Sebenarnya yang perlu diperhatikan para instansi pendidikan khususnya guru-guru adalah pendidikan moral dalam hal ini termasuk dalam ranah aveksi. Seorang pendidik harus memahami tugas-tugas yang diembannya. Guru harus menunjukan sebagai pendidik yang sebenar-benarnya pendidik. Seorang guru juga harus menumbuhkan kkesadaran moral para peserta didiknya sebagai bekal kehidupan sehari-hari.
Mereka (guru) beranggapan bahwa guru adalah sebuah profesi. Seperti telah disebutkandalam undang-undang pendidikan bahwa guru adalah suatu lahan mata pencaharian. Dengan adanya aturan tersebut guru-guru yang dituntut memberikan teladan yang baik. Akan tetapi, mereka hanya mementingkan berapa gaji yang diterimanya bulan ini.
Seperti dalam sebuah instansi-instansi pendidikan yang bernafaskan islam mereka hanya mengajarkan teori bagaimana bersikap yang baik tanpa adanya contoh yang konkrit dari sang guru. Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa guru tak pantas menyandang prediket ‘pahlawan tanpa tanda jasa’ dan oemar bakri yang ilustrasikan sebagai guru oleh iwan fals kini telah tiada.
Post a Comment