Cintaku Disambut Ramadhan
Cintaku Disambut Ramadhan
Seperti tahun sebelumnya menjelang ramadhan keluargaku pasti berkunjung ke makam kakek
dan nenek, kebetulan sekali kakek dan nenek dari ayah dan ibu berasal dari satu desa jadi kami ga perlu repot dan jauh-jauh untuk mengunjungi dan mendokannya. Tradisi ini sudah berlangsung turun-temurun sehingga kami pun harus melestarikannya. Sore hari lepas shalat ashar ayah, ibu, dan kaka sudah bersiap untuk berangkat. Berbeda lagi dengan aku yang masih baru bangun, karena sepulang sekolah aku langsung baringkan badan di ranjang, maklum hari itu diadakan ujian jadi badab dan pikiran measa perlu istirahat.
Karena tinggal aku yang belum siap, maka keluargaku berangkat meninggalkanku, toh ayah paham kalau aku itu berani berjalan sendiri serta tahu jalannya. Ibu dan bapak berangkat naik sepeda motor, kakakku juga naik sepeda motor. Setelah selesai cuci muka dan shalat ashar aku langsung bergegas berangkat, malangnya sudah tidak ada sepeda motor maupun onthel yang tersisa (maklum keluargaku termasuk golongan ekonomi menengah), dengan terpaksa aku berjalan kaki sendirian menuju tempat pemakaman umum. Untungnya tempatnya ga begitu jauh, jadi aku bisa santai dan menghemat energi.
Pas di tengah jalan aku melihat sosok wanita yang berjalan di depanku sendirian, kira-kira berjarak 10 langkah dariku. Perempuan itu terlihat cantik dari belakang, tanpa pikir panjang aku berusaha memacu kecepatan langkahku agar bisa berjalan bersama. Akhirnya sampai juga, tanpa malu-malu dan berlagak sok kenal aku bertanya mau kemana, mau ngapain. Gadis itu ternyata tak segan menjawab pertanyaanku, katanya mau ke makam ayah biasa kirim doa sebelum ramadhan.
Perasaanku tambah senang karena perjalananku tidak sendirian. Dari hasil percakapanku ternyata gadis itu bernama Dita Anggraeni. tanpa terasa ternyata kami sudah sampai di makam dan kami pun berpisah. Dan sebelum berpisah aku mengajaknya untuk pulang bersama, aku mengatakan padanya ntar aku tunggu di gerbang pintu masuk.
Pulagnya aku tunggu di pintu gerbang karena keluargaku selesai lebih dulu, aku menolak ajakan kakakku untuk naik motor bersama. Lima menit sudah aku menunggu, akhirnya Dita datang sendirian berjalan pelan. Bercanda menjadi media kami untuk saling kenal, akhirnya tanpa ragu ku Tanya nomer handphonenya. Dan jawaban yang kutunggu ternyata seperti harapanku, dia merupakan konsumen satu operator denganku, yaitu Telkomsel.
Post a Comment